Rabu, 20 Agustus 2008

Azab Dalam Kubur


Sebelum menerangkan ada dan tidaknya adzab kubur. Marilah kita sejenak kembali berusaha untuk menemukan arti adzab yang sebenarnya. Adzab sebenarnya mempunyai arti segala sesuatu yang mendatangkan kesulitan, atau menyakitkan dan memberatkan beban atau tanggungan jiwa dan atau fisik. Nah sekarang kita bicarakan tentang kubur. Kubur secara kasat mata, kubur itu merupakan tanah yang digali sehingga berlubang untuk memasukkan orang meninggal didalamnya. Orang yang meninggal didalam kubur, dikatakan dia berada di alam kubur. Secara fisik jasadnya di dalam kubur. Tetapi rohnya dimana ? Berada dimana dialam barzakh (QS Al Mu’minuun[23]ayat 100)

لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

LaAAallee aAAmalu salihan feema taraktu kalla innaha kalimatun huwa qailuha wamin waraihim barzakhun ila yawmi yubAAathoona

“agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan [1023]”.

[1023] Maksudnya: mereka sekarang telah menghadapi suatu kehidupan baru, yaitu kehidupan dalam kubur, yang membatasi antara dunia dan akhirat.

Kehidupan dalam kubur itu bukan kubur dalam arti fisik. Kata “barzakh” dalam al Qur’an hanya disebut sebanyak tiga kali, yaitu pada QS Al Mu’minuun[23]ayat100; QS Ar Rahman[55]ayat 20 dan QS Al Furqaan[25]ayat 53.

Kedua ayat terakhir tidak berkaitan dengan hari kebangkitan tetapi berhubungan dengan kelautan. Simak ayatnya berikut ini.

Ar Rahmaan (55)

-Verse 19-

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ

Maraja albahrayni yaltaqiyani

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,

Al Furqaan (25)

-Verse 53-

وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَّحْجُورًا

Wahuwa allathee maraja albahrayni hatha AAathbun furatun wahatha milhun ojajun wajaAAala baynahuma barzakhan wahijran mahjooran

Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.

Jadi barzakh, yang kita bicarakan adalah yang berkaitan dengan hari kebangkitan. Dari ayat QS Al Mu’minuun[23]ayat100 dijelaskan bahwa orang meninggal itu rohnya itu berada di suatu tempat dimana ada dinding yang menghalanginya bahwa roh itu tidak bisa kembali ke jasadnya di bumi dan tidak bisa menuju kehidupan berikutnya sampai hari mereka dibangkitkan. Dalam bahasa, roh itu bisa berarti nafs, jiwa, diri dan diri Tuhan (QS Al An’am[6] ayat 12 “kataba ‘ala nafsihir rahma”,yang artinya Allah menetapkan atas dirinya menganugerahkan rahmat). Apakah sama diri manusia (nafs) dengan diri Tuhan (nafs). Wa llahu ‘alam bish shawab. Dengan demikian diri manusia itu berada di alam barzakh atau orang menyebutkan di alam kubur. Tetapi bukan kubur dalam arti sebenarnya secara fisik. Kalau dibongkar kuburan itu tidak ditemukan diri manusia tetapi hanya tulang belulang saja. Tulang belulang itu kalau dibakar akan mejadi abu.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa diri manusia itu berada di alam barzakh. Mereka menunggu untuk dibangkitkan. Apa kata diri manusia itu setelah dibangkitkan (walaupun mungkin tidak berkata-kata seperti manusia sekarang). Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS Yaasiin[36] ayat 51 dan 52.

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ

Wanufikha fee alssoori faitha hum mina alajdathi ila rabbihim yansiloona

Dan ditiuplah sangkalala [1271], maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.


[1271] Tiupan ini adalah tiupan sangkalala yang kedua yang sesudah nya bangkitlah orang-orang dalam kubur.

Setelah sangkakala ditiupkan maka mereka keluar dari kubur. Kubur ini bukan kubur secara fisik di dunia ini. Kubur ini berarti alam barzakh. Nah, apa yang disampaikan diri manusia. Renungkanlah di ayat 52 berikut ini.

قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَن بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ

Qaloo ya waylana man baAAathana min marqadina hatha ma waAAada alrrahmanu wasadaqa almursaloona

Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya).

Diri manusia (roh, jiwa, nafs) menunggu di alam barzakh itu dirasakan seperti tidur-tiduran ditempat tidur. Mereka berkata: “Aduhai celaka siapa yang membangunkan kami!” Berarti diri manusia itu tidak merasakan siksa atau adzab. Kalau ada adzab di alam barzakh, tentunya mereka mungkin akan mengatakan:” Aduhai, untung ada yang menghindarkan kami dari adzab!” Wa llahu ‘alam bish shawab.

Nah, dimana ada berita adzab kubur. Bisa jadi cerita adzab kubur hanyalah dongengan orang-orang zaman dahulu untuk membujuk orang-orang agar melaksanakan perintah Allah dengan benar.

Kalau kita meneliti hadits, memang ada dari Zaid bin Tsabit. Rasul bersabda:”Sesungguhnya mereka tengah diadzab dalam kuburnya.Kalau saja kalian tidak akan lari, pasti aku akan meminta Allah agar memperdengarkan adzab kubur yang tengah aku dengarkan ini (HR Muslim-Sahih).

Ayat-ayat al Qur’an yang telah dijelaskan diatas, niscaya atau barangkali menafikan hadits riwayat Muslim ini. Bisa jadi Rasul menyampaikan berita ini merupakan usaha untuk meyakinkan umat pada waktu itu tentang kebangkitan kembali. Wa llahu ‘alam bish shawab.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons