Minggu, 04 Januari 2009

Sudut Yogjakarta

waktu itu minggu 2 oktober 2008..aku berjalan di sebuah perkampungan kecil yang tidak jauh dari sebuah artefak bangunan basar candi borobudur aku memotret sebagian kecil dari realita kehidupan laksana zaman kerajaan majapahit ataupun kerajaan mataram kuno bangunanaya menggambarkan kebesaran kerajaan-kerajaan tempo dulu yang dikenal dengan raja-raja yang bijaksana nan agung di belahan pejuru nusantara.

Aku mengumbar senyumku pada setiap orang yang lewat di sepanjang jalan pedesaan yang ramai dikunjungi turis asing yang sibuk dengan gaya baratnya yang khas.di kampung ini senyum laksana mata uang bagi masyarakat desa dengan senyum kita bisa mendapatkan apapun yang kita inginkan tapi hanya sebatas kemampuan mereka saja.seorang kakek tua memandangiku dari kejauhan dia seakan ingin menyampaikan sesuatu kepadaku.aku penasaran sebenarnya apa yang dia inginkan dari aku??aku hampiri dia dan menyapa dengan logat jawa yang sedikit-sedikit aku memahaminya.untuk memancing pembicaraan kepadanya aku pura-pura bertanya arah pulang ke desaku di trihanggo seleman jogjakarta.

Tapi dia hanya diam dan tersenyum, tiba-tiba seorang wanita tua menghampiriku dari arah pintu masuk ke arahku yang ada di teras rumahnya dia menyodorkan secangkir teh hangat kepada sang kakek mungkin si nenek tau kalau aku sedang puasa,sepatah kata terucap bahwasanya dia mejelaskan si kakek telah menemukan sesuatu di dalam diriku.aku dipersilahkan untuk melihat-lihat sejenak seisi rumah tersebut yang dipenuhi dengan hiasan-hiasan tanah liat yang diukir mirip hiasan keramik yang biasa kita lihat dipinggiran jalan.debu-debu menyelimuti seisi rumah beserta sarang laba-laba yang menyebar disudut dinding rumah dengan rajutan rotan bergaya jaman mataram.

Aku mengira kakek tersebut bisu karna hanya tersenyum ketika melihatku dan terdiam ketika aku menyapanya.tetapi kata "nak" yang di lontarkan dari bibir keriputnya menguburkan semua dugaanku..."ya kek" aku menjawab.sambil menyeruput tehnya dia berkata dalam bahasa jawa halus:"kamu terlihat sedih,wajah kamu menggambarkan kamu sedang menuggu seseorang,siapa yang kamu tunggu?apa dia seorang wanita?".keringatku mulai mengucur dengan derasnya aku menjawab pertanyaanya dengan gugup dan terbata-bata, aku berkata"kenapa kakek bisa ngomong begitu?".lalu kakek itu menjawab "apakah benar kamu sedang menunggu seseorang ataupun tidak,hanya kamu yang bisa menjawabnya.tapi mataku tak bisa kamu bohongi,kamu sedang menunggu seorang wanita".nenek yang duduk disebelahku hanya tertawa dan berkata "yaampun nak,kamu polos sekali,kami mengetahui apa yang ada dipikiranmu sekarang maupun setelah beranjak pergi dari rumah ini".untuk mengalihkan pembicaraan aku langsung menayakan siapa nama kakaek dan nenek ini.tapi mereka hanya tertawa terbahak-bahak mungkin mereka menyadari kalau aku sedang berusaha mengalihkan pembicaraan.sekilas aku melihat papan nama yang tertempel diatas pintu tua yang berbahan dasar kayu jati."sugeng rawuh".yang diartikan "selamat datang" dalam bahasa indonesia.dibawahnya terpampang nama "hanggono dan mutina".aku rasa mungkin itu nama mereka walaupun mereka tidak menjawab pertanyaanku tadi yang menanyakan namanya.nenek itu bertanya kepadaku "sopo jenenge?"="siapa namanya?".karna merinding aku menyebut mahenda denish muhammad padahal ejaan namaku yang benar adalah muhammad denish mahenda.

Aku rasa kakek ini tak banyak bicara, hanya nenek yang mewakili setiap pertanyaan yang ingin kakek sampaikan.tidak semua pertanyaan yang mereka ajukan aku jawab dengan sebenarnya.aku rasa merekapun menyadarinya karena merupakan privasi bagiku untuk mengumbar tentang diri aku sendiri seperti,apa yang aku suka.apa yang aku benci,sifatku.kepribadianku.ataupun yang lainya.mungkin hanya sebatasnya aku bisa bocorkan kepada mereka tentang diriku.dengan sengaja kakek tersebut melontarkan penilaianya kepada diriku semenjak aku datang ke tempat ini.kakek itu bilang "aku tau tadi kamu datang dari arah barat pintu desa,kamu menyalami kawan-kawanku dengan senyum dan sapa sebatas yang kamu bisa.kamu pria yang tampan.kamu orang yang jujur,pandai.tak banyak bicara dan semua yang kamu lakukan berdasarkan pertimbangan yang cukup matang sehingga kamu tak pernah ceroboh dalam melakukan suatu hal, dari tutur kata maupun apa yang kamu lakukan disini aku yakin kau bukan orang sembarangan".pada saat itu aku hanya terdiam,aku sedikit risih dengan segala pujianya.kakek itupun bertanya lagi "lalu siapa wanita yang sangat kau dambakan itu?".Aku merasa semakin terdesak dengan semua pertanyaan-pertanyaan itu,aku pun tak mau terpancing dengan semua yang mereka lontarkan terhadapku.

Memberanikan diri akupun berkata "bisakah kita mencari pembicaraan yang lain?".lalu kakek itu pun berkata "untuk apa?tak bolehkah kakek yang tua rentan dan tak berdaya ini membantumu?agar sisa hidupku yang tinggal sebentar ini bisa berguna bagi sesama?mungkin hanya sekedar sedikit saran".Akupun semakin terdesak lalu aku katakan saja seorang wanita yang selama ini aku tunggu..!!

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons